Psikologi Ikuti Konferensi & Seminar Internasional APIO IV
By Psikologi Universitas Muria Kudus - Selasa, 28 Desember 2010
Adalah Dhini Rama Dhania, S.Psi., M.Si., merupakan dosen Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus yang lolos seleksi makalah yang dikirim untuk mengikuti Konferensi dan Seminar internasional Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO) ke IV di Universitas Airlangga, Surabaya bertema: Strategig Roles of I/O Psychology in Building Creative Society dengan pembicara: Prof. Dr.Hora Tjitra-Unlocking innovation in China.
Konferensi dan Seminar Internasional diikuti 100 an peserta dari Fakultas Psikologi yang ada di Indonesia seperti: UI, UGM, Universitas Islam Indonesia, Universitas Atmajaya Jakarta, Universitas Tarumanegara, Universitas Sanata Dharma, Undip, Universitas Sumatera Utara, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Gunadharma, Universitas Surabaya, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Persada Indonesia YAI, Universitas Katolik Widya Mandala, Universitas Hang Tuah, Surabaya dan tuan rumah Univesitas Airlangga.
Selama dua hari mengikuti acara, Dhini memperkenalkan kota Kudus melalui presentasi makalah hasil penelitiannya mengenai “Stres Buruh Rokok di Kudus” di Kampus C, Gd. Rektorat Universitas Airlangaa, Jum’at (12/11).
Dari hasil penelitiannya, Dhini menyimpulkan bahwa terdapat sepuluh sumber stres yang dirasakan para buruh rokok di kota Kudus. “Sepuluh sumber stres itu antara lain, Jam kerja 63%, gaji, 56%, jadwal kerja 54%, keempat Supervisor atau mandor 53%, kelima kebijakan perusahaan 52%, Beban kerja 51% , teman sejawat 49%, jaminan kesehatan 48%, dukungan keluarga, 47%, dan jabatan 38%,” Kata Dosen Psikologi UMK kelahiran 1986 itu.
”Dampak stres kerja yang dirasakan para buruh rokok meliputi aspek fisik seperti mudah sakit kepala dan jantung berdebar, aspek kognitif yaitu sukar konsentrasi, aspek perilaku seperti mudah terpancing emosi dan aspek subyektif yaitu perasaan kecewa dan merasa rendah diri serta aspek organisasi meliputi para buruh terkadang tidak masuk kerja, karena adanya tuntutan terhadap organisasi.Selain itu terlihat adanya pengelolaan stres kerja yang positif yang dilakukan para buruh dengan berdoa dan mencari aktivitas lain diluar pekerjaannya untuk mendapatkan pendapatan tambahan,” ujarnya.
“Penggolongan stres tersebut dilakukan agar dapur tetep ngebul,” tambahnya. Selain itu, Dhini menambahkan, terkait dengan stres para buruh rokok, yang kontribusinya cukup besar terhadap perusahaan itu, sebelumnya mereka menolak Jamsostek, karena takut kalau gajinya akan di potong. Tidak hanya menyoal stres buruh rokok dalam kesempatannya berpresentasi dikonferensi APIO, Dhini juga memperkenal Kudus sebagai kota kretek. “Ternyata mereka banyak yang baru tahu kalau Kudus sebagai Kota Kretek, dan mereka juga baru tahu kalau di Kudus itu ada lembaga pendidikan tinggi seperti Universitas Muria Kudus”. Jawabnya dengan senyum.
source: portal umk
Konferensi dan Seminar Internasional diikuti 100 an peserta dari Fakultas Psikologi yang ada di Indonesia seperti: UI, UGM, Universitas Islam Indonesia, Universitas Atmajaya Jakarta, Universitas Tarumanegara, Universitas Sanata Dharma, Undip, Universitas Sumatera Utara, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Gunadharma, Universitas Surabaya, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Persada Indonesia YAI, Universitas Katolik Widya Mandala, Universitas Hang Tuah, Surabaya dan tuan rumah Univesitas Airlangga.
Selama dua hari mengikuti acara, Dhini memperkenalkan kota Kudus melalui presentasi makalah hasil penelitiannya mengenai “Stres Buruh Rokok di Kudus” di Kampus C, Gd. Rektorat Universitas Airlangaa, Jum’at (12/11).
Dari hasil penelitiannya, Dhini menyimpulkan bahwa terdapat sepuluh sumber stres yang dirasakan para buruh rokok di kota Kudus. “Sepuluh sumber stres itu antara lain, Jam kerja 63%, gaji, 56%, jadwal kerja 54%, keempat Supervisor atau mandor 53%, kelima kebijakan perusahaan 52%, Beban kerja 51% , teman sejawat 49%, jaminan kesehatan 48%, dukungan keluarga, 47%, dan jabatan 38%,” Kata Dosen Psikologi UMK kelahiran 1986 itu.
”Dampak stres kerja yang dirasakan para buruh rokok meliputi aspek fisik seperti mudah sakit kepala dan jantung berdebar, aspek kognitif yaitu sukar konsentrasi, aspek perilaku seperti mudah terpancing emosi dan aspek subyektif yaitu perasaan kecewa dan merasa rendah diri serta aspek organisasi meliputi para buruh terkadang tidak masuk kerja, karena adanya tuntutan terhadap organisasi.Selain itu terlihat adanya pengelolaan stres kerja yang positif yang dilakukan para buruh dengan berdoa dan mencari aktivitas lain diluar pekerjaannya untuk mendapatkan pendapatan tambahan,” ujarnya.
“Penggolongan stres tersebut dilakukan agar dapur tetep ngebul,” tambahnya. Selain itu, Dhini menambahkan, terkait dengan stres para buruh rokok, yang kontribusinya cukup besar terhadap perusahaan itu, sebelumnya mereka menolak Jamsostek, karena takut kalau gajinya akan di potong. Tidak hanya menyoal stres buruh rokok dalam kesempatannya berpresentasi dikonferensi APIO, Dhini juga memperkenal Kudus sebagai kota kretek. “Ternyata mereka banyak yang baru tahu kalau Kudus sebagai Kota Kretek, dan mereka juga baru tahu kalau di Kudus itu ada lembaga pendidikan tinggi seperti Universitas Muria Kudus”. Jawabnya dengan senyum.
source: portal umk
Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS