Latest News

Psikologi Kriminologi di Nusakambangan

By Psikologi Universitas Muria Kudus - Rabu, 12 Januari 2011

Fakultas Psikologi UMK - Nusakambangan, Setelah melewati ijin proses kunjungan dinas yang lumayan ribet dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Kantor Wilayah Jawa Tengah, akhirnya surat ijin kunjungan dinas keluar dan surat ijin dinas untuk kunjungan kami tembuskan melalui email dan faksimil ke Kepala Lapas Batu, Nusakambangan seminggu sebelum hari H. Tepatnya pada hari Senin, 21 Desember jam 21:00 kami berangkat menuju ke Cilacap, sebuah kota yang berada di ujung selatan Jawa Tengah berbatasan langsung dengan Pulau Nusakambangan, jam 07:00 kami sudah ditunggu feri Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Kantor Wilayah Jawa Tengah untuk menyeberang ke Nusakambangan.

Psikologi Kriminologi di Nusakambangan


Sebelum berangkat, pada hari Kamis, 16 Desember 2010 jam 14:30 kami mendapatkan pembekalan oleh dosen pengampu mata kuliah Psikologi Kriminologi, M. Widjanarko, S.Psi, M.Si. Pembekalan bagaimana kondisi geografis pulau Nusakambangan, kode etik apa yang diberlakukan di Lapas Batu, Nusakambangan dan aktivitas apa yang akan kami lakukan di sana, misalnya: wawancara dengan warga binaan (baca: narapidana) dan panduan wawancara untuk mengetahui proses terpidana masuk ke lapas yang ada di Pulau Nusakambangan. Kuliah lapangan ini bertujuan untuk mengenalkan secara langsung pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus proses penanganan pelaku kejahatan dan agar mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus bisa menjelaskan hubungan antara kejahatan dengan kepribadian seseorang.

Nusakambangan adalah nama sebuah pulau di Jawa Tengah yang lebih dikenal sebagai tempat terletaknya beberapa Lembaga Pemasyarakatan (LP) berkeamanan tinggi di Indonesia. ini masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Cilacap dan tercatat dalam daftar pulau terluar Indonesia. Untuk mencapai pulau ini orang luar atau umum harus ijin dan menyeberang dengan kapal feri dari pelabuhan khusus yang di kelola oleh Departemen Kehakiman R.I. yaitu dari Pelabuhan Sodong menyebrang ke Cilacap, Jawa Tengah selama kurang lebih lima sampai tujuh menit dan bersandar di Pelabuhan feri Wijayapura di Cilacap. Feri penyebrangan khusus ini juga di nakhodai dan di awaki oleh Petugas Pemasyarakatan (pegawai LP), bukan dari Departemen Perhubungan, feri ini khusus untuk kepentingan transportasi pemindahan narapidana dan juga melayani kebutuhan transportasi pegawai LP itu sendiri beserta keluarganya.

Kami yang berkunjung di lapas Batu, Nusakambangan di temui oleh Kabid. Pembinaan Napi Drs Djaja Tjahjana, M.Si karena Kepala Lapas sedang tugas keluar. Pak Djaja menjelaskan panjang lebar kondisi narapidana di Nusakambangan dan juga sejarahnya. Semula terdapat sembilan LP di Nusa Kambangan untuk narapidana dan tahanan politik, namun kini yang masih beroperasi hanya tinggal empat, yaitu LP Batu (dibangun 1925), LP Besi (dibangun 1929), LP Kembang Kuning (tahun 1950), dan LP Permisan (tertua, dibangun 1908). Lima lainnya, yaitu Nirbaya, Karang Tengah, Limus Buntu, Karang Anyar, dan Gleger, telah ditutup. namun sekarang sudah dibangun untuk penjara khusus narkoba dan penjara terbuka serta penjara super maksimum security

Salah satunya pernyataannya, ”Jika narapidana sudah menjalani 2/3 masa tahanan maka menjadi narapidana asimilasi yang diberikan aktivitas kerajinan dan berternak untuk bekal jika sudah keluar dari Nusakambangan, tentunya ini berlaku bukan untuk terpidana mati”.
Kondisi di Lapas Batu adalah terpidana mati sejumlah 26 orang, terpidana seumur hidup ada 30 orang, Narapidana B I (penjara di atas 1 tahun) ada 220 orang, Narapidana B II A (penjara sampai dengan 1 tahun) tidak ada dan Narapidana B III S (kurungan penganti denda) ada 4 orang.

Kami mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai warga binaan yang melakukan perampokan dan terlibat dalam jual beli, penggunaan narkoba. Setelah kunjungan dinas selesai jam 13:00 kami meninggalkan Lapas Batu, mengelilingi pulau Nusakambangan dan berakhir di pelabuhan Sodong, tempat feri berada untuk mengantarkan kami kembali ke Cilacap.

”Kuliah lapangan ini sangat menantang karena menepis anggapan pulau Nusakambangan merupakan sebuah pulau yang angker yang sangat sulit dimasukin oleh orang lain, apa karena kita jadi tamu dinas ya?,” komentar Said, salah seorang mahasisiwa yang turut dalam kuliah lapangan ini. Lain lagi dengan Opick, ”Bisa menampah pengetahuan langsung yang berhubungan dengan psikologi kriminologi, sangat menarik dan asyik’.

Pulau Nusakambangan yang memanjang dari barat ketimur sepanjang kurang lebih 36 km dan lebar antara 4 - 6 KM dengan luas keseluruhan adalah 210 km2 atau 21.000 ha kecuali tempat untuk pelaku kejahatan, memang menyimpan misteri dan daya tarik wisata seperti goa, pantai, benteng dan keindahan panorama alam, hutan cagar alam, dan hutan belantara. Wilayah selatan pulau menghadap langsung ke Samudera Hindia dengan pantai berkarangnya dan ombak besar. Wilayah utara menghadap Cilacap dan dikelilingi kampung-kampung nelayan sepanjang hutan bakau, antara lain Kampung Laut dan Jojog.

source: portal umk

Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS

counter free hit unique web