Anak Suka Menghisap Ibu Jari
By Psikologi Universitas Muria Kudus - Kamis, 17 Februari 2011
Tanya:
Saya ibu rumah tangga dengan 2 anak, yang pertama perempuan umur 5,5 tahun dan yang kedua 2 tahun. Masalahnya tejadi pada anak saya yang pertama yaitu sejak usia 3,5 tahun suka menghisap ibu jari, sampai sekarang dan sulit untuk dihilangkan. Sudah saya usahakan untuk memberi pengganti dengan permen atau makanan lainnya tapi setiap makanan pengganti tersebut habis maka dia akan melakukan lagi. Saya takut dengan kelanjutan perkembangannya. Bagaimana menanganinya serta apakah berbahaya buat anak?
Ibu Sinta
Jawaban:
Ibu Sinta, kami memahami kesulitan yang ibu rasakan berkenaan dengan permasalahan yang menimpa anak ibu. Bahwa anak melakukan hal tersebut tentunya ada sesuatu yang oleh anak masih dianggap kurang atau hal yang berkaitan dengan kepuasan oral (mulut) belum sepenuhnya terpenuhi. Gangguan seperti yang dialami oleh anak ibu dalam psikologi dikenal dengan gangguan kelekatan, yaitu masih adanya ketergantungan anak terhadap sesuatu objek lekat yang karena tidak terpenuhi akan dilampiaskan pada salah satu perilaku seperti menghisap ibujari, tidur harus rnenggunakan selimut atau bantal guling itu saja, bagi anak yang masih menyusu biasanya sambil meraba-raba salah satu bagian tubuh ibunya dll.
Beberapa hal yang menyebabkan anak melakukan hal tersebut antara lain teori tahapan perkembangan yang dikemukakan oleh Freud yang berada pada Fase Oral (usia 0-sekitar 1,5 tahun), pada tahap ini objek pertama yang menyapa bayi dan menjal in relasi dengannya adalah ibu; atau lebih spesifik lagi, pada waktu ibu yang menyusuinya. Susu ibu yang mengenyangkan, menyamankan, menenangkan, dan menghilangkan rasa takut, disertai perlakuan ibu yang penuh kasih sayang adalah perwujudan afeksi (kasih sayang) yang paling nyata bagi bayi. Dengan demikian, aktivitas stimulasi oral (mulut) - seperti saat disusui - terasosiasi dengan rasa aman dan rasa dicintai.
Menurut Freud, inilah sebabnya bayi dan anak-anak senang sekali menstimulasi mulut mereka sendiri, bukan untuk tujuan makan (misalnya dengan memasukkan jempol atau benda lain ke dalam mulut), melainkan untuk menghadirkan rasa aman dan dicintai.
Jadi dalam hal ini rasa aman anak terhadap lingkungan terdekatnya sangat dibutuhkan, hal, ini tentu juga berkaitan dengan kondisi keji-waan anak, kenapa munculnya lagi saat anak berumur 3,5 tahun. Hal ini dimungkinkan anak mulai membutuhkan rasa aman atau objek lekat, anak membutuhkan perhatian lebih dari orang tuanyamengenai masalah-masalah yang dihadapi.
Mengenai bahaya secara fisik tidak membahayakan namun perlu diperiksakan juga ke dokter bila ada yang mengganggu, namun secara psikis apabila hal tersebut tidak terselesaikan dengan baik, kalau suatu saat kebiasaan tersebut hilang maka dimungkinkan anak dapat mempunyai sifat rendah diri dan tidak mempunyai kepercayaan diri yang baik. Untuk itu, apa yang sudah dilakukan ibu dengan meng-ganti isapan ibujari dengan makanan tetap diteruskan dan berikan pengertian yang baik bahwa ibu jari ibu bukan makanan, serta yang paling penting adalah berikan perhatian yang lebih pada anak ibu sehingga anak merasa nyaman.
Trubus Raharjo
Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS