Anak Tidak Mau Pisah dari Orangtua
By Psikologi Universitas Muria Kudus - Senin, 03 September 2012
Dear pengasuh rubrik konsultasi psikologi,
Saya mempunyai seorang anak berusia 2,3 tahun. Permasalahannya, anak saya tidak mau ditinggal kerja. Maklum, kami berdua seorang pegawai. Suatu ketika kami pernah berinisiatif mengantarkan anak kami ke penitipan anak, tetapi hal itu hanya berlangsung 2 hari, karena anak kami kelihatan stres dan emosinya tidak seperti biasanya. Sampai saat ini anak kami masih kami bawa secara bergantian ke tempat kerja, tetapi kami ingin mencari solusi agar anak kami mau bersosialisasi dan kami dapat konsentrasi bekerja.
Ketut
Jawab :
Bapak Ketut yang sedang dibuat repot si kecil,
inilah dilema ketika kita memiliki anak yang masih kecil, inginnya kita bekerja untuk memenuhi kebutuhan anak, tetapi kadang berat melangkah ke tempat kerja karena anak merajuk ketika ditinggal pergi. Sebenarnya seorang anak yang masih kecil cara berfikirnya masih sederhana, melihat sesuatu masih sebatas sebuah rutinitas. Karenanya ada beberapa tips sederhana yang bisa bapak coba agar dapat pergi bekerja dengan tenang.
1. Siapkan mental anak sehari sebelum kerja, misalnya malam sebelum tidur, anak diberi tahu bahwa besok ayah dan mamah akan berangkat kerja, hanya sebentar karena sore sudah dapat bertemu dan bermain lagi dengan anak
2. Buat rutinitas pagi, misalnya ketika anak melihat kita sudah mulai berpakaian rapi anak diajak main tebak-tebakan, mamah dan ayahnya mau kemana? Tidak ada salahnya mengajak anak keliling kompleks rumah/perumahan dengan naik kendaraan sebelum kerja agar anak lebih tenang saat ditinggal kerja
3. Siapkan kegiatan dan mainan untuk mengisi waktu anak selama kita tinggal kerja agar tidak bosan. Lebih baik anak diberi mainan yang mendidik, misalnya menyusun rangkaian lingkaran dari besar ke kecil atau puzzle untuk melatih kemampuan motoriknya, daripada menonton televisi
4. Yakinkan diri Anda bahwa anak ditinggal pergi bersama orang yang tepat, misalnya dengan pengasuh akan lebih baik jika pengasuh diberi tahu kebiasaan anak pada waktu dan hal-hal tertentu agar anak tidak banyak mengalami tekanan ketika ditinggal dengan orang lain, misalnya jam berapa saatnya minum susu, jika anak rewel akan segera tenang jika disandingkan dengan mainan kesayangannya, jam berapa anak biasa tidur. Jika masih belum tega meninggalkan anak dengan pengasuh, mungkin keberadaan saudara dekat dapat sedikit menentramkan anak yang ditinggal pergi dan Anda yang meninggalkan pergi
5. Sedari dini ajari anak mandiri dan bersosialisasi. Misalnya ajari minum dan mengambil mainan sendiri, mengajak anak bermain dengan teman-teman sebaya di lingkungannya akan lebih melatih kemandirian anak dan mengurangi kecemasan anak saat ditinggal kerja orangtua
6. Usahakan berpamitan kerja pada anak dalam suasana yang tenang, tidak dalam keadaan rewel atau bahkan ditinggal pergi diam-diam. Misalnya setelah anak diajak jalan-jalan keliling kompleks rumah/perumahan, berikan salam perpisahan, kiss bye, dipeluk dan didoakan agar anak mendapatkan hari yang menyenangkan, dan tekankan lagi Anda pergi hanya sebentar dan akan segera pulang untuk bermain lagi dengan anak. Biasanya hal ini sulit dilakukan di awal-awal waktu,anak masih rewel, namun jangan menyerah dan tidak tega, karena lama-lama anak akan paham itu sebagai rutinitas. Oleh karenanya usahakan Anda pulang tepat waktu seperti yang sudah Anda janjikan pada Anak.
7. Telpon anak disela-sela waktu kerja Anda untuk menanyakan kabarnya. Sebaiknya jangan ditanya sudah minum susu atau belum, sudah makan atau belum, sudah tidur atau belum tapi tanyakanlah apakah harinya menyenangkan, sehingga anak memiliki kesan yang lebih dalam tentang waktu yang dihabiskannya untuk menunggu kedatangan orangtua dari bekerja.
Demikian Bapak Ketut, beberapa tips meninggalkan kerja anak dengan tenang. Selamat mencoba, semoga bermanfaat.
Dijawab oleh :
Fajar Kawuryan
Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS