Minder dengan Penampilan
By Psikologi Universitas Muria Kudus - Selasa, 22 Februari 2011
Tanya:
Saya seorang wanita berusia 24 tahun, dan sebentar lagi lulus kuliah. Selama ini soya merasa tidak bahagia dengan kondisi tubuh dan penampilan soya yang tidak menarik. Meski merasa berdosa karena tidak mensyukuri pemberian Tuhan, namun soya tidak bisa menghindari bahwa soya sering iri dengan wanita-wanita lain. Hal ini membuat soya merasa tidak PD (percaya din) sehingga malas ber-sosialisasi. Rasanya stres sekali, saya tidak semangatmeng-hadapi hidup, bahkan saya sangat malas kuliah dan bergaul. Saya ingin keluar dari masalah ini, sebab saya tahu hal ini tidak sehat.
NN
Jawab:
Terima kasih mbak NN di Kudus yang baik. Saya menyadari akan permasalahan Anda selama ini. Karena memasuki masa dewasa awal seseorang sangat menyadari akan pen-tingnya penampilan fisik. Sebab, hal ini berhubungan dengan upaya dalam mencari pasangan hidup. Namun, permasalahan Anda saat ini bersumber pada persepsi dan penilaian subjektif yang negatif terhadap diri sendiri, yang membuat merasa berpenampilan fisik tidak menarik dan juga membuat mbak NN berpikiran bahwa orang lain pun menganggapnya de-mikian. Padahal, hal itu belum tentu benar.
Terdapat istilah khusus untuk perasaan tidak nyaman yang ekstrim terhadap penampilan diri sendiri, yaitu Body Dysmorphic Disorder. Pada kondisi yang sudah tergolong gangguan atau patologis ini, penderita merasa sangat ter-ganggu bahkan membenci penampilan fisiknya yang diyakini buruk, tidak menarik, sehingga ia merasa tertekan, stres dan mengalami depresi yang mengganggu kemampuannya berfungsi secara sehat dalam hidupnya (tidak bisa berpikir, bekerja, bersosialisasi atau menjalankan peran-perannya di dalam keluarga dan masyarakat).
Oleh karena ada beberapa saran yang dapat saya sampaikan, yaitu yang pertama bangunlah konsep diri yang lebtti positif dan mencoba bersikap lebih obyektif dalam menilai diri sendiri. Kenali bakat-bakat mbak NN dan coba terus kem-bangkan menjadi aktivitas yang positif bahkan berbuah prestasi yang dapat dibanggakan. Yang kedua setiap individu adalah unik, begitu pun secara flsik. Daripada fokus pada kekurangan dan mencari-cari bagian tubuh yang dirasa sempurna, coba temukan bagian-bagian dari wajah atau fisik yang unik, menjadi ciri khas atau menonjolkan karakter diri karena setiap wanita adalah unik tanpa perlu cantik sempurna. Yang ketiga dekatkan diri kepada keluarga dan orang terdekat (orang tua, saudara kandung, sepupu, pasangan, dsb.) dan berusahalah untuk menjalin persahabatan dengan orang-orang di sekitar (bisa teman kuliah, tetangga, sepupu, dsb), sebab mereka adalah sumber dukungan emosional yang amat berharga.
Memang, untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan mengembangkan konsep diri yang lebih positif dibutuhkan waktu dan proses yang tidak mudah. Namun, cobalah bertahan dan bersabar, tanamkan keinginan yang kuat di dalam diri untuk bisa lebih mencintai dan hidup nyaman dengan diri sendiri. Percayalah mbak NN dan semoga berhasil. Terimakasih.
Dhini Rama Dhania
Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS