Sesak Nafas ketika Anak Tak Bisa Diatur
By Psikologi Universitas Muria Kudus - Selasa, 22 Februari 2011
Tanya:
Saya seorang ibu rumah tangga dengan dua orang anak usia 4 dan 6 tahun dan bekerja di perusahaan swasta. Akhir-akhir ini saya sering merasa cemas dengan kondisi fisik saya. Saya memang memiliki gangguan lambung, tetapi tidak sampai separah sekarang ini sehingga merasakan perih yang amat sangat sampai-sampai tidak sanggup untuk bangun dari tempat tidur. Kaki saya juga pernah merasa tidak bisa digerakkan ketika harus berangkat kerja. Saya sudah melakukan upaya medis, tetapi gangguan lambung saya semakin mudah kambuh dibanding beberapa saat dulu. Setiap kali anak saya tidak bisa diatur dan membantah, saya merasa sesak nafas dan tidak dapat mengendalikan irama tubuh saya. Apa yang saya alami dan apa yang harus saya lakukan?
Ibu Diah
Jawab:
Sebelum saya menjawab pertanyaan ibu, mari kita mengkaji dimensi seorang manusia. Manusia memiliki empat dimensi, yaitu biologis, psikologis, sosial dan religius. Keempat dimensi tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan: saling mempengaruhi satu sama lain.
Setelah kita mengenal keempat dimensi itu, mari kita coba menelaah permasalahan ibu. Walaupun masih sulit untuk mengidentifikasi karena ibu tidak mengatakan sudah berapa lama ibu me-ngalami hal ini, sesering apa kambuhnya, dan adakah permasalahan yang ibu rasakan di tempat kerja, maka saya hanya dapat berasumsi mungkin ibu mengalami apa yang disebut gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan adalah gangguan ketakutan dan kecemasan kronis, di mana individu mengalami kesulitan untuk mengontrol kecemasannya sungguh pun tidak ada rangsangan spesifik, sehingga berbagai hal yang dialami dapat saja memicu timbulnya kecemasan, tidak harus hal tertentu.
Gejalanya yang khas biasanya ketegangan otot: sulit tidur, sulit berkonsentrasi, diliputi emosi-emosi kuat dan tidak stabil, mudah marah tetapi juga sering dihinggapi depresi, sering mual atau muntah, badan merasa sangat lelah, serta dipenuhi ketegangan-ketegangan emosional dan bayangan-bayangan kesulitan hidup.
Kecemasan itu dapat diakibatkan oleh penekanan ibu terhadap bermacam-macam masalah emosional yang ibu hadapi, serta keinginan-keinginan atau dorongan-dorongan yang tidak mendapat kepuasan. Kecemasan ibu mungkin sudah sampai mengganggu fungsi biologis tubuh, sehingga mengakibatkan apa yang disebut psikosomatis. Apa yang pernah dirasakan kaki ibu yaitu berat melangkah ketika akan berangkat kerja, nyeri lambung, ketidakstabilan emosi sehingga mengganggu irama jantung adalah bentuk reaksi tubuh terhadap kecemasan yang dirasa. Bisa jiadi ada beban kerja di kantor yang dirasa tidak sesuai dengan kemauan atau kemampuan, anak yang diharapkan menurut tetapi malah sulit diatur, dan kekhawatiran dengan rasa sakit yang diderita justru dapat membuat nyeri yang dirasakan semakin parah.
Sebaiknya ibu memastikan gangguan yang ibu alami terlebih dahulu, sementara itu ibu dapat melakukan pendekatan holistic untuk meringankan permasalahan ibu. Misalnya dari sisi biologis jaga kesehatan dengan gaya hidup sehat. Dari sisi psikoologis berusaha mensikapi setiap kejadian dengan pikiran positif, tetap semangat dan optimisme untuk keluar dari masalah. Dari sisi social banyak bertukar pendapat dengan teman yang dapat memberikan informasi yang diperlukan, mensikapi dunia kerja dan keluarga dengan sikap mental sehat, sedangkan dari sisi spiritual lebih berpasrah diri pada Yang Maha Kuasa, minta kekuatan untuk menghadapi semua persoalan hidup, dan mohon diberi petunjuk jalan keluar dari permasalahan hidup yang dihadapi.
Demikian ibu Diah, semoga dapat memberi pencerahan dan solusi bagi permasalahan ibu.
Fajar Kawuryan
Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS